IKHLAS
“ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama
yang lurus.” (QS.Al-Bayyinah [98] :5)
Ikhlas merupakan kata kunci seseorang yang takut kepada Allah, karena
keikhlasan adalah syarat mutlak diterimanya ibadah seseorang. Kendati bersimbah
peluh berkuah keringat, menghabiskan tenaga, terkuras pikiran, jika tidak
ikhlas, tidak ada nilainya disisi Allah. Menafkahkan seluruh harta jika hanya
ingin disebut dermawan, tidak akan memiliki nilai apapun. Seseorang aktifis
ibadah, tetapi ia tampakkan wajahnya yang pucat, tubuhnya yang kering, agar ia
disebut sebagai orang yang begitu serius dalam masalah agama, bahkan ketika
bicara dengan suara yang direndahkan, senyumnya diramah-ramahkan, sementara
dihatinya tidak sama sekali ada denyut nadi Allah, melainkan hanya agar disebut
sebagai sosok yang dekat dengan Allah, agar disebut sebagai hamba yang
religius, tidak akan memiliki nilai apapun disisi Allah.
Apakah definisi ikhlas itu ? Secara bahasa ikhlas terambil dari akar
kata kholasha, khulushon, khalashon yang berkonotasi murni dan
terbebas dari kotoran. Kata ikhlas menunjukkan makna murni, bersih, terbebas
dari segala sesuatu yang mencampuri dan mengotorinya. ikhlas adalah
mengesampingkan pandangan manusia dengan senantiasa mengarahkan tujuan kepada
Allah SWT, menyelaraskan antara perbuatan zahid dan bathin, tidak menyertakan
kepentingan pribadi ataupun imbalan duniawi dari apa yang di lakukan.
Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak menerima amalan
kecuali jika (dilakukan) dengan penuh keikhlasan serta ditujukan untuk
mendapatkan ridha-Nya”.(alhadis). Karena itu Imam Ali ra mengungkapkan
bahwa orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap
amalnya diterima oleh Allah. Senada dengan Imam Ali, Ibnu Qayyim menjelaskan
bahwa ikhlas adalah memfokuskan tujuan dan maksud (dari amalannya) hanya kepada
Allah, melaksanakan ketaatan hanya kepada-Nya, tanpa menyekutukan-Nya dengan
sesuatu.
Rasulullah SAW mengucapkan selamat kepada al mukhlisin (orang-orang yang
ikhlas), yaitu orang-orang yang bila hadir tidak dikenal, bila tidak hadir dicari-cari,
mereka pelita hidayah, mereka selalu selamat dari fitnah
kegelapan.(HR.Baihaki).
Lalu apa tanda keikhlasan itu, Zunun al-Misry mengungkapkan ada tiga tanda
keikhlasan, yaitu manakala orang yang bersangkutan memandang pujian dan celaan
manusia sama saja, melupakan amal ketika beramal, dan jika ia lupa akan haknya
untuk memperoleh pahala diakhirat karena amal baiknya. Sedangkan Syeikh
al-Munajid meringkas tentang tanda-tanda ikhlas, yaitu bersemangat untuk
beramal demi agama, amalan yang dilakukan secara diam-diam lebih banyak dari
yang terang-terangan, bersegera untuk beramal dan meraih pahala, sabar untuk
menahan diri dan tidak mengeluh, bertekad untuk menyembunyikan amal kebaikan,
melakukan sesuatu dengan baik dan maksimal ketika sedang sendiri, dan
memperbanyak amalan dikala sendiri.
Agar kita menjaga hamba Allah yang ikhlas, para ulama memberikan kiat-kiat
agar kita menjadi hamba-Nya yang ikhlas, yaitu : menyadari bahwa kita hanyalah
hamba Allah, bukan hamba diri sendiri, juga bukan hamba berhala yang banyak
bercokol dihati, memposisikan Allah dan Rasul sebagai prioritas utama dalam
segala hal, ingat bahwa kemampuan kita beribadah hanyalah semata anugerah Allah
bukan ciptaan kita, manusia berkehendak, Allah berkehendak dan yang berlaku
adalah kehendak Allah, bergaul dengan hamba Allah yang ikhlas, istiqomah dalam
beribadah, dan selalu berdo’a agar Allah berikan keikhlasan dalam diri. Semoga
Allah memberikan karunia keikhlasan dalam setiap aktifitas dan ibadah yang kita
lakukan.
---##---
sumber :
Muhammad A.Saefulloh, MA adalah asatidz Majelis Azzikra dan Kepala Madrasah
Aliyah YAPINA alternative Islamic Schools Bojongsari Sawangan Depok Jawa Barat.
Madrasah Aliyah (MA) YAPINA Alternatif Islamic Schools merupakan Madrasah
(sekolah) yang mengintegrasikan hati, akal dan emosi dalam praktek kehidupan,
sehingga terjadi proses insani yang bertaqwa, cerdas, kreatif, inovatif dan
mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang menggunakan unsur SARA