Kekhusyuan Shalat sahabat


Allah Ta'ala berfirman, "Dan dirikanlah shalat untuk mengingatku." (Q.S. Thaha: 14)

Allah Ta'ala berfirman, "Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (Q.S. Al-A'raf: 205) 

Diriwayatkan bwhwa Allah swt. berfirman dalam kitab-kitab terdahulu, "Tidaklah setiap orang yang shalat Aku terima shalatnya. Aku hanyalah menerima shalat orang yang merendahkan diri karena keagungan-Ku, tidak sombong terhadap hamba-hambaku, serta memberi makan orang fakir yang kelaparan karena mengharap keridhaan-Ku."

Aisyah r.ha berkata, "Rasulullah saw. biasa berbincang-bincang dengan kami. Lalu bila datang waktu shalat maka seolah-olah beliau tidak kenal kami dan tidak kami kenal."(1) Karena sibuk dengan keagungan Allah Ta'ala.

Kesungguhan dan Kekhusyuan sahabat :

- Ibrahim Al-Khalil apabila telah berdiri untuk shalat maka detak jantungnya terdengar dari jarak 2 mil.

- Said At-Tanukhi apabila sedang shalat maka tidak putus-putusnya air mata mengalir dari kedua pipinya membasahi jenggotnya.

- Khalaf bin Ayyub. Seseorang bertanya kepada Khalaf bin Ayyub, "Tidakkah lalat itu mengganggumu didalam shalatmua? Mengapa tidak kamu usir?" Ia menjawab, "Aku tidak akan membiasakan diriku melakukan sesuatu yang dapat merusak shalatku." Ditanyakan, "Bagaimana kamu bisa bertahan terhadap hal itu?" Ia menjawab, "Aku dengar bahwa orang-orang fasik tahan menghadapi cambuk-cambuk sultan agar dikatakan "Fulan itu sabar" dan mereka berbangga dengan hal itu. Sedangkan aku berdiri di hadapan tuhanku, maka pantaskah aku bergerak hanya karena seekor lalat?"

- Muslim bin Yasar. Bahwasannya apabila ia mau shalat, ia berkata kepada keluarganya, "Berbincanglah kalian, karena aku tidak mendengar kalian." Dan pada suatu hari ia shalat di masjid jami' Basrah, lalu satu bagian dari masjid itu runtuh. Orang-orang pun berkumpul karenanya. Sedangkan ia tidak tahu, hingga selesai dari shalatnya.

- Ali bin Abi Thalib r.a. Apabila datang waktu shalat maka ia gemetar dan air mukanya berubah. Makaditanyakan kepadanya, "Apa yang terjadi denganmu,hai Amirul-Mu'minin!" Ia menjawab, "Telah datang waktu melaksanakan amanat yang pernah ditawarkan oleh Allah kepada langit dan bumi lalu langit dan bumi itu enggan untuk memikulnya dan khawatir akan mengkhianatinya. Sedangkan aku memikul amanat itu."

- Ali bin Husain. Bahwasannya apabila ia berwudhu maka wajahnya berubah menjadi pucat pasi. Lalu keluarganya bertany kepadanya, "Apakah yang terjadi padamu ketika berwudhu?" Ia menjawab, "Tahukah kalian di hadapan siapa aku akan berdiri?"

- Ibnu Abbas r.huma. Bahwasannya ia berkata, "Dawud a.s dalam munajatnya berkata, "Wahai tuhanku, siapakah orang yang tinggal di rumah-Mu dan siapakah yang Engkau terima shalatnya?' Lalu Allah mewahyukan kepadanya, 'Hai dawud! yang tinggal di rumah-Ku dan yang aku terima shalatnya hanyalah orang yang merendahkan diri akan keagungan-Ku, ia lewakan siangnya dengan ingat kepada-Ku, ia menahan nafsunya dari syahwat karena Aku, ia memberi makan kepada orang yang lapar, ia memberi tempat bagi orang asing(dalam perjalanan), dan menyayangi orang yang tertimpa bencana. Itulah orang yang cahayanya bersinar di langit seperti matahari. Jika ia berdo'a kepada-Ku niscaya Aku kabulkan. Dan jika ia memohon kepada-Ku niscaya Aku akan memberinya. Aku berikan kepadanya sifat santun ketika yang lain dalam kebodohan, Dzikrullah ketika yang lain dalam kegelapan.

- Hatim Al-Asham r.a. bahwasannya ia ditanya tentang shalatnya, lalu ia menjawab, "Apabila tiba waktu shalat maka aku sempurnakan wudhu dan aku datangi tempat yang ingin aku pakai untuk shalat. Aku duduk di atasnya hingga anggota-anggota badanku tenang. Kemudian aku berdiri untuk shalat. Aku jadikan Ka'bah itu dihadapanku, shirath di bawah telapak kakiku, surga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut di belakangku. Aku anggap shalat itu sebagai shalatku yang terakhir. Kemudian aku berdiri di antara harap dan takut. Aku bertakbir dengan takbir yang penuh kesungguhan, membaca dengan bacaan tartil, ruku' dengan sujud' yang penuh kerendahan hati, sujud dengan sujud yang khusyu'. Aku duduk bertumpu di atas pantat kiri, dan aku hamparkan punggung kaki kiri. Aku tegakkan telapak kaki kanan bertumpu pada ibu jarinya. Aku ikuti shalat itu dengan ikhlas. Kemudian aku tidak tahu apakah shalatku itu diterima ataukah tidak."

Ibnu  Abbas r.huma berkata, "Dua raka'at yang sederhana dengan penuh penghayatan adalah lebih baik daripada ibadah semalam suntuk sementara hai lalai."

Dan Rasulullah Saw. bersabda, "Apabila kalian melihat seorang laki-laki biasa pulang-pergi ke masjid maka saksikanlah bahwa dia orang beriman." (2)

SUBHANALLAH...


Notefoot :
(1) Al-Azdi dalam Adh-Dhu'afa', meriwayatkan dari Suwaid bin Ghaffah, secara mursal: "Nabi saw. jika mendengar adzan seolah-olah tidak mengenal seorang manusia pun."

(2) H.r. Tirmidzi,dan ia menganggapnya hadist hasan, Ibnu Majah dan Hakim ia mengatakan : hadist shahih -- dari Abu Sa'id.